Rabu, 16 Januari 2013

kebebasan!


Merdu kicauannya menghiasi kesunyian. Sahut sahutan kini mulai terdengar. Kebahagiaan itulah yang tergambarkan. Erat cengkramannya selalu menopang tubuhnya. Hinggap ke sana kemari itulah kegiatannya. Dengan lantangnya dia mengepakkan kedua sayapnya. Mulai terbang, berkelana mengarungi indahnya pemandangan bumi. Sayap yang kokoh itulah kebanggaan dalam hidupnya. Rangkaian bulu-bulu yang menutupi sayapnya membuat sayap itu tampak lebih cantik dan indah.

Semua angan-angannya hanya bertumpu pada satu kata yaitu kebebasan, karena hanya itulah yang dia inginkan. Terbang mengikuti arah angin, hinggap pada dahan tertinggi, dan bersahut-sahutan dalam setiap kicaunya. Itulah kebebasan sesungguhnya.

Namun, kini sebuah sangkar mematikan setiap angan-angannya. Semua mulai terhenti ketika dia terjerat dalam sangkar yang kecil, sempit yang membuatnya tak dapat terbang kesana kemari. Faktor yang membuatnya tak nyaman adalah berada dalam sangkar. Bahkan untuk mengepakkan sayapnya pun dia tak leluasa. Sangkar itu yang membuat kebebasannya terenggut. Kebahagiaan mengarungi seluk beluk bumi pun kini terhenti.

Kini aktivitas utamanya bukan terbang lagi. Namun dia menjadi objek tontonan orang banyak. Andai dia bisa bicara, mungkin dia lebih memilih tak punya sayap daripada tak berguna. Atau dia lebih memilih sayapnya terluka karena terbang daripada sayapnya indah menjadi objek tontonan orang-orang.

Dia adalah seekor burung yang pada umumnya hanya ingin bebas ke sana kemari. Tetapi karena ulah orang-orang yang tidak menyadari arti kebebasan makanya terjadi seperti ini. Mereka menangkap dan menjadikan burung itu sebagai objek penyejuk mata. Bila kita sadari, berada dalam kamar seharian saja kita tidak sanggup apalagi dengan seekor burung yang harus berdiam dan menghabiskan waktunya dalam sangkar?
walaupun dia hanya seekor binatang namun kita harus menyadari bahwa semua makluk hidup memiliki hak untuk bebas dan bahagia.

GAPAILAH KEBEBASANMU DAN RAIHLAH SEMUA ANGAN-ANGANMU J